Pabrikan awalannya cukup optimistis motor bebek bertransmisi matik bakal di terima di market Indonesia. Tetapi faktanya, orang-orang Indonesia nyatanya malas memakai motor type baru ini. Pada akhirnya Yamaha juga menghentikan produksi bebek matik Lexam.
" Lexam telah setop produksi. Jenis bebek transmisi matik kurang diminati di Indonesia, " tegas General Manager Promotion & Community Development Yamaha Indonesia Eko Prabowo waktu dihubungi detikOto, Selasa (17/12/2013).
Yamaha, lanjut Eko paling akhir menghasilkan Lexam sejumlah 5 unit di bln. April lalu.
Mengapa orang-orang malas memakai motor bebek matik? Eko menjelaskan pemakai motor Indonesia cuma kenal dengan motor bebek serta motor matik. Mereka tak akrab dengan motor yang motor yang memadukan performa bebek serta matik.
" Bila wujud moped orang-orang tahunya serta familiar dengan transmisi manual atau gunakan gigi. Bila transmisi matik ya memiliki bentuk seperti skuter Mio, Soul GT dan sebagainya, " katanya.
Eko menyanggah persoalan harga adalah pemicu kurang moncernya Lexam. Waktu di luncurkan ke umum Indonesia di bln. Januari 2011 lalu, motor ini di jual seharga Rp 16 jutaan. Cukup mahal waktu itu.
" Bila harga sih relatif, lantaran komunikasi kita juga waktu itu, motor ini condong tersegmentasi dari B ke A, " katanya.
Seperti di ketahui, Lexam memakai mesin 113, 7 cc yang mengaplikasi tehnologi YCAT (Yamaha Compact Automatic Transmission). Mesin ini diklaim Yamaha tahan lama, minim getaran serta mempunyai nada yang lebih halus.
V-Belt yang dipakai Lexam mempunyai ukuran yang lebih pendek di banding skutik yang bikin motor ini jadi lebih tanggapanif serta tehnologi CVT seperti seperti skutik Yamaha biasanya.
Uniknya footstep (footboard) motor ini tampak unik serta lebih lebar yang selanjutnya bikin ingindara terasa nyaman waktu berkendara.
Yamaha Lexam tetap memakai system pengabutan dengan karburator serta tetap memakai system rem tromol di roda belakang.
" Lexam telah setop produksi. Jenis bebek transmisi matik kurang diminati di Indonesia, " tegas General Manager Promotion & Community Development Yamaha Indonesia Eko Prabowo waktu dihubungi detikOto, Selasa (17/12/2013).
Yamaha, lanjut Eko paling akhir menghasilkan Lexam sejumlah 5 unit di bln. April lalu.
Mengapa orang-orang malas memakai motor bebek matik? Eko menjelaskan pemakai motor Indonesia cuma kenal dengan motor bebek serta motor matik. Mereka tak akrab dengan motor yang motor yang memadukan performa bebek serta matik.
" Bila wujud moped orang-orang tahunya serta familiar dengan transmisi manual atau gunakan gigi. Bila transmisi matik ya memiliki bentuk seperti skuter Mio, Soul GT dan sebagainya, " katanya.
Eko menyanggah persoalan harga adalah pemicu kurang moncernya Lexam. Waktu di luncurkan ke umum Indonesia di bln. Januari 2011 lalu, motor ini di jual seharga Rp 16 jutaan. Cukup mahal waktu itu.
" Bila harga sih relatif, lantaran komunikasi kita juga waktu itu, motor ini condong tersegmentasi dari B ke A, " katanya.
Seperti di ketahui, Lexam memakai mesin 113, 7 cc yang mengaplikasi tehnologi YCAT (Yamaha Compact Automatic Transmission). Mesin ini diklaim Yamaha tahan lama, minim getaran serta mempunyai nada yang lebih halus.
V-Belt yang dipakai Lexam mempunyai ukuran yang lebih pendek di banding skutik yang bikin motor ini jadi lebih tanggapanif serta tehnologi CVT seperti seperti skutik Yamaha biasanya.
Uniknya footstep (footboard) motor ini tampak unik serta lebih lebar yang selanjutnya bikin ingindara terasa nyaman waktu berkendara.
Yamaha Lexam tetap memakai system pengabutan dengan karburator serta tetap memakai system rem tromol di roda belakang.